Setiap orang memiliki kecintaan terhadap cerita, baik orang dewasa maupun anak-anak. Cerita memenuhi kerinduan orang-orang akan kehidupan yang ideal dan baik. Pada saat yang sama, cerita juga membawa banyak filosofi kehidupan. Bagi pembicara, bercerita adalah cara yang relatif mudah untuk berbicara dan cara yang relatif mudah untuk dijalankan. Ini juga akan menjaga minat audiens. Menceritakan sebuah cerita yang baik dalam sebuah pidato adalah cara yang efektif untuk menarik perhatian audiens, menyampaikan pesan Anda, dan meninggalkan kesan. Hari ini, kita akan menyelami manfaat, mempertimbangkan aspek-aspeknya, serta hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam bercerita.
Apa manfaat menggunakan bercerita dalam presentasi?
Bercerita adalah metode yang relatif mudah bagi presenter untuk dikuasai. Bagi audiens, menceritakan sebuah cerita dapat dengan cepat menarik minat mereka. Ada beberapa manfaat menggunakan bercerita dalam presentasi.
1.Kesan yang lebih dalam.Cerita memberikan kesan yang lebih dalam pada audiens dan mudah bagi mereka untuk mengingat poin-poin kunci dalam waktu yang lama; biasanya, cerita adalah cerita nyata. Semakin banyak hal yang benar-benar terjadi, semakin besar minat audiens.
2.Mudah dipahami.Cerita mudah dipahami, sehingga baik untuk audiens memahami topik pidato Anda, yang membantu meningkatkan kualitas pidato Anda; isi pidato biasanya adalah definisi, manfaat, dan konsep. Sebuah cerita adalah contoh yang mencerminkan isi pidato. Dengan berbagi contoh, isi pidato dapat disampaikan dengan lebih mudah.
3.Keterlibatan audiens. Efek tertentu yang dibawa oleh cerita adalah dapat menghidupkan suasana dengan sangat efektif. Ketika kita berbagi sebuah cerita, kita berinteraksi dengan audiens. Misalnya, kita akan terhubung dengan audiens dengan beberapa pernyataan. "Apakah kamu tahu", "Benar"? Dengan meningkatkan interaktivitas, kita dapat meningkatkan suasana dan efektivitas presentasi kita.
4.Sangat menular.Cerita sangat menarik dan menginspirasi. Pembicara tidak perlu menginvestasikan terlalu banyak pengalaman mereka untuk membuat audiens mengingat dan berpikir. Ini adalah sesuatu yang banyak slide gagal lakukan.
5.Mendorong refleksi.Berbagi cerita sangat menarik bagi audiens dan mendorong pemikiran. Dan penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan yang diperoleh di tempat kerja dipelajari dari cerita. Bercerita juga menjaga audiens dalam mode berpikir.
Apa yang harus kita pertimbangkan dalam berbagi cerita dalam presentasi?
Ada banyak cara untuk memilih cerita untuk dibagikan dalam presentasi, seperti pengalaman pribadi, bahan teks, atau cerita dari orang lain. Namun, tidak semua cerita dapat digunakan dalam presentasi. Berikut adalah beberapa aspek yang harus Anda pertimbangkan saat melakukan bercerita.
1.Keterkaitan dengan topik Anda. Cerita Anda harus sangat terkait dengan topik dan tujuan presentasi Anda. Anda dapat memilih anekdot atau cerita yang secara langsung mendukung pesan Anda dan melibatkan audiens Anda.
2.Pemahaman audiens. Pastikan bercerita Anda sesuai dengan minat, tingkat pengetahuan, dan preferensi audiens Anda. Pertimbangkan karir, latar belakang profesional, dan sensitivitas budaya mereka saat memilih dan menyampaikan cerita Anda.
3.Buat koneksi emosional: Gunakan bercerita untuk membangkitkan emosi dan menciptakan koneksi pribadi dengan audiens Anda. Sertakan pengalaman, perjuangan, atau kemenangan yang dapat diterima yang beresonansi dengan audiens pada tingkat manusia.
4.Kejelasan dan ketepatan: Tidak ada yang suka cerita yang panjang. Jaga cerita Anda tetap jelas, ringkas, dan fokus pada poin-poin utama. Hindari detail yang tidak perlu atau penyimpangan yang mengalihkan perhatian dari pesan inti presentasi Anda.
5.Pengorganisasian dan alur: Kembangkan organisasi naratif yang koheren dengan awal, tengah, dan akhir yang jelas. Pastikan transisi yang mulus antara elemen cerita untuk mempertahankan alur dan momentum presentasi Anda.
6.Keterlibatan dan Interaksi. Dorong partisipasi audiens dengan menggunakan keterampilan bercerita yang interaktif, seperti mengajukan pertanyaan, mengundang refleksi, atau mendorong diskusi. Ini dapat menciptakan peluang bagi audiens untuk terhubung dengan cerita.
Lima tips untuk memiliki bercerita yang kuat:
1.Pilih cerita yang menarik. Pilih cerita yang relevan dan menarik untuk topik. Pastikan alur cerita memiliki cukup ketegangan dan emosi untuk menarik minat audiens.
2.Buat struktur yang jelas. Cerita harus memiliki titik awal yang jelas, struktur transisi. Termasuk pengenalan latar belakang, pengembangan cerita, klimaks, dan akhir, dll.,
3.Buat gambaran. Gunakan bahasa dan detail yang hidup yang memungkinkan audiens membayangkan adegan, karakter, dan emosi dalam cerita. Melalui deskripsi yang detail, audiens dapat meningkatkan resonansi dan partisipasi mereka dalam cerita.
4.Fokus pada emosi. Emosi adalah elemen kunci dari cerita yang baik. Dalam presentasi Anda, sampaikan emosi dalam cerita melalui penggunaan intonasi suara, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah yang sesuai, sehingga lebih mudah bagi audiens untuk terhubung.
5.Amati dan pelajari dari orang lain. Amati teknik dan gaya pembicara atau pendongeng yang baik, pelajari dari mereka, dan kembangkan kemampuan bercerita Anda sendiri.
Lima hal yang tidak boleh dilakukan dalam membuat bercerita dalam presentasi:
1.Jangan abaikan latihan. Terkadang kita mungkin berpikir itu adalah cerita kita sehingga kita tidak perlu melatihnya terlalu banyak kali. Nah, itu salah. Latih penyampaian bercerita Anda untuk memastikan ritme, waktu, dan ekspresi emosional yang lancar. Hindari menyampaikan sebuah cerita tanpa persiapan yang memadai, yang dapat mengakibatkan kesalahan kata atau kehilangan perhatian audiens.
2.Jangan gunakan konsep yang samar. Terkadang kita menggunakan kata-kata konsep ketika kita tidak yakin, seperti "itu bisa A atau B" atau "Seperti tahun 1987." Kalimat samar seperti itu akan mengalihkan sebagian perhatian dari kebenaran cerita Anda, dan pasti akan mengarah langsung pada penurunan daya tarik Anda, dibandingkan dengan langsung mengidentifikasi A, atau hanya menyebutkan 1987, cerita akan terlihat lebih meyakinkan.
3.Jangan terlalu merendah. Jadilah percaya diri apapun yang terjadi. "Saya tidak ingat dengan baik." "Mungkin itu tidak cukup hidup..." Kata-kata ini merusak kepercayaan audiens bahwa tidak ada yang bisa dipelajari dari pidato Anda. Jika pembicara tidak percaya pada kontennya, audiens tidak akan terpengaruh. Semua tetap percaya diri.
4.Jangan buat terlalu panjang. Sebuah presentasi tidak bisa memakan terlalu banyak waktu, begitu juga dengan bercerita. Jaga cerita Anda tetap ringkas dan fokus pada poin-poin utama. Pastikan untuk menghindari narasi yang panjang atau bertele-tele yang dapat kehilangan minat audiens atau mengalihkan dari pesan keseluruhan.
5.Jangan abaikan umpan balik audiens: Perhatikan reaksi dan umpan balik audiens selama presentasi Anda. Hindari mengabaikan atau mengabaikan isyarat yang menunjukkan kebingungan atau ketidakpedulian. Jika audiens merasa bosan dan tidak mau mendengarkan Anda, sesuaikan cara penyampaian Anda tepat waktu.
Manfaatkan Smallppt untuk presentasi Anda.
AI PowerPoint Smallppt adalah pengubah permainan dalam dunia presentasi PPT. Fitur inovatif, kemampuan kolaboratif, dan fokus pada estetika mendefinisikan kembali standar pembuatan presentasi. Para profesional sekarang dapat mencapai keunggulan dengan mudah menggunakan alat presentasi AI yang canggih ini. Ini mengubah tugas pembuatan presentasi yang membosankan menjadi proses yang mulus dan menyenangkan. Dengan fokus pada desain, konten, dan kolaborasi, Smallppt memastikan bahwa para profesional dapat dengan mudah menyusun presentasi yang meninggalkan kesan yang mendalam.